Program TV Berkualitas? Mulailah Dengan Host Yang Berkualitas


Hari Minggu, seperti biasa adalah hari saya mengunjungi rumah orang tua. Di saat itulah biasanya saya “terpaksa” menonton tayangan TV lokal. Maklum biasanya saya hanya menonton TV kabel program asing, sementara untuk tayangan program lokal ya beberapa acara komedi saja. Alasannya sederhana, karena hampir banyak program TV lokal tidak mempunyai bobot kualitas.

Pengurangan Subsidi BBM: Benar atau Salah?




Seberapa serius kah akibat yang bakal terjadi jika subsidi terhadap BBM dihapuskan? Kalau ditelusuri ya cukup banyak, selain harga BBM jadi terlihat naik (padahal sebenarnya harga BBM kembali normal) lalu efeknya akan berantai ke semua harga-harga kebutuhan kita sehari-hari. Lalu apa yang terjadi jika BBM tetap disubsidi?

Mencari Rumus Tuhan


Membahas Tuhan dalam sains sudah merupakan pembahasan dan perdebatan panjang yang hingga kini tidak pernah ada titik temunya. Pihak yang berseteru adalah ilmuwan dan para ahli agama (teologi). Belakangan seorang pakar fisikawan Stephen Hawking mengeluarkan buku berjudulGrand Design. Buku tersebut spontan memancing keributan terutama di sisi para ahli agama. Hal ini disebabkan karena penjelasan dari buku tersebut yang menjelaskan bahwa alam semesta ini tercipta hampir tanpa membutuhkan keterlibatan Tuhan. Sains membuktikan hal yang demikian sementara para ahli agama dan teologi tetap pada keyakinannya bahwa semesta dan kehidupan ini jelas ciptaan Tuhan, akan tetapi mereka tidak bisa membuktikan secara bukti-bukti seperti yang dibutuhkan oleh para ilmuwan. Sampai kapan ini akan tetap berada pada jurang yang berseberangan? Mungkinkah perseteruan ini terjawab pada satu titik temu yang memuaskan kedua belah pihak?

Pemberlakuan Peringatan Rokok Bergambar dan Usaha Mengakalinya


Salah satu peraturan yang mulai diberlakukan oleh pemerintah untuk mengingatkan masyarakat  akan bahayanya merokok adalah dengan mewajibkan pencantuman peringatan gambar dalam setiap bungkus rokok yang dijual.

Mengembalikan Harapan ke Daerah




Apa bedanya Jakarta di tahun 90an dengan sekarang? Tentunya selain pembangunannya ya kesemrawutannya. Kota ini seolah kepenuhan penghuni tanpa diimbangi dengan cukupnya kepatuhan terhadap hukum yang menjadikannya chaotic. Mengapa Jakarta semakin penuh? Ya karena arus urbanisasi yang tak terbendung. Lalu apakah kita harus membangun pagar disekeliling batas kota untuk mencegah urbanisasi? Tidak terbayang apa jadinya.

Solusi Kreatif Kurangi Macet Jakarta: Janjian

e5cdf854a668295de929417d222dd233_sepeda_pagi

Saat akhir pekan adalah saatnya relax dan mencari hiburan. Pilihan paling mudah adalah nonton bioskop. Namun pilihan paling sulitnya adalah membuat janji dengan teman-teman yang ingin menonton bioskop juga. Dari sini, saya malah menemukan rumus jitu yang bisa dilakukan oleh warga DKI dalam mengurangi kemacetan Jakarta. Tidak perlu menunggu MRT dan monorel, tidak perlu menunggu perda pemprov, tidak ada biaya dan anggaran besar, bahkan sudah bisa dilakukan minggu depan! Bagaimana mungkin?

Bisnis Manipulasi Hati


"…bahkan dengan memanipulasi perasaan iba saja masyarakat bisa langsung jatuh hati dan terjebak berkali-kali."

Ini bukan pertama kalinya saya mendengar cerita bahwa ada pengemis yang bisa kaya raya dari hasil mengemisnya. Disekitar tahun 90an saya masih ingat harian Kompas sempat memuat sebuat ulasan eksklusif yang mengupas tentang rumah-rumah mewah di daerah yang dimiliki oleh para pengemis di Jakarta. Ulasan tersebut jadi bahan pembicaraan orang selama berhari-hari. Namun apakah pengemis jadi berkurang? Tidak tahu tepatnya namun saya tidak pernah melihat jalan-jalan kita terbebas dari pengemis.

Kita Butuh Transportasi Publik Yang Bisa Diandalkan



Setiap kali beraktivitas di Jakarta, saya selalu merasakan kesumpekan dan keruwetan yang terus bertambah. Saya bisa merasakan ini karena seperti penduduk Jakarta yang lain, saya adalah termasuk dari salah satu warga Jakarta yang tiap hari harus melakukan commute dari kawasan suburb di selatan Jakarta ke tempat saya beraktifitas dengan menghabiskan waktu sekitar 45 menit kalau kondisi jalanan tidak macet (silahkan bayangkan sendiri berapa lama yang harus tempuh jika kondisi jalanan sedang macet). Bagi warga yang tinggal di kawasan kota satelit Jakarta bahkan harus menghabiskan waktu yang lebih lama lagi untuk mencapai tempat kerja mereka.